ANALISIS HASIL PENGUKURAN TINGGI
METODE TACHIMETRI DENGAN SIPAT DATAR TELITI
- Konsep Pengukuran Beda Tinggi Tachimetri
Istilah Tachymetry atau tacheometry berarti pengukuran dengan cepat. Berasal dari Bahasa Yunani dengan kata dasar tachys, yang berarti cepat dan metry yang berarti pengukuran. (Jack C. McCormac, 1976) Metode stadia atau yang sering disebut dengan tachimetri di Eropa adalah cara yang cepet dan efisien dalam mengukur jarak yang cukup teliti untuk sipat datar trigonometrik, polygon, dan penentuan lokasi detail topografi. (Wolf dan Ghilani, 2002) Istilah stadia sekarang dipakai untuk benang silang dan rambu yang digunakan dalam pengukuran, maupun nama untuk metodenya sendiri. Pembacaan optis (stadia) dapat dilakukan dengan transit, theodolit, aldide, dan sipat datar. Pengukuran dengan metode tachymetry dibedakan menjadi 2 macam, antara lain :
- Tachimetri untuk titik bidik horizontal
- Tachimetri untuk titik bidik vertikal (Wolf dan Ghilani, 2002)
Adapun rumus dasar Tachimetri dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini
Gambar 1.1 Rumus Dasar Tachimetri
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pekerjaan dengan sipat datar dan theodolit juga terjadi pada pekerjaan tachimetry. Adapun sumber-sumber kesalahan antara lain:
- Kesalahan bersumber dari instrument
- Kesalahan indeks
- Garis bidik tidak sejajar garis arah nivo teropong
- Kesalahan bersumber dari manusia
- Rambu tidak tegak
- Kelalaian mendatarkan untuk pembacaan busur vertikal
- Kesalahan besar
- Rambu tidak tegak
- Konsep Pengukuran Beda Tinggi Sipat Datar Teliti
Sampai saat ini, pengukuran tinggi dengan metode sipat datar atau waterpassing adalah metode yang paling teliti dibanding dengan metode yang lain. Tinggi suatu obyek di permukaan bumi adalah tinggi yang diukur dari suatu bidang referensi, yang ketinggiannya dianggap nol. Di Geodesi bidang referensi tersebut disebut dengan Geoid, yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (mean sea level), atau disebut juga dengan bidang nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat
terhadap setiap titk-titik di permukaan bumi. Pada setiap pekerjaan pengukuran tinggi, alat yang didirikan diatas suatu titik di permukaan bumi harus selalu searah dengan gaya berat. Beda tinggi antara dua titik di permukaan bumi dihitung berdasarkan selisih antara pembacaan benang tengah antara dua rambu belakang dikurangi rambu muka dengan menggunakan peralatan Waterpass yang dilengkapi dengan tripot, rambu ukur dan meteran. Adapun prinsip dasar pengukuran tinggi dengan Waterpass untuk mengukur beda tinggi antara dua buah titik di permukaan bumi misalnya titik A dan titik B diperlihatkan pada Gambar 1.2. dengan cara pengukuran sebagai berikut:
Gambar 1.2 Beda Tinggi Antara Dua Buah Titik
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata kesalahan yang terjadi pada alat Theodolit lebih besar dari kesalahan pengukuran tinggi dengan Waterpass, hal ini dimungkinkan disebabkan oleh:
- Kesalahan dalam pengaturan alat
- Kesalahan dalam pengukuran tinggi alat
- Kesalahan dalam mengukur tinggi obyek yang dibidik
- Penempatan alat maupun rambu tidak tepat diatas titik
- Kesalahan pencatatan data, baik sudut horizontal maupun sudut vertikal
Theodolit dengan teropong yang dapat digerakkan dalam arah horizontal maupun vertikal digunakan dalam pengukuran sudut horizontal maupun sudut vertikal merupakan faktor penentu kesalahan yang perlu diperhitungkan, karena pengukuran beda tinggi dengan Theodolit digunakan rumus sudut vertikal. Ketidak telitian dalam pengukuran sudut vertikal akan berpengaruh pada hasil beda tinggi. Prinsip kerja pengukuran tinggi pada Theodolit menggunakan prinsip trigonometri dengan pengukuran sudut vertikal, jarak horizontal. Pada pengukuran tinggi dengan Theodolit, tinggi dihitung dengan rumus Takhimetri. Dalam hal ini tentu saja kesalahan pengamatan sudut vertikal pada Theodolit sangatberpengaruh terhadap hasil ukuran tinggi. Tidak seperti Waterpass, kedudukan teropong hanya dapat digerakkan pada arah horizontal, tidak dapat digerakkan pada arah vertikal,sehingga kesalahan dalam pengukuran tinggi sangat mungkin lebih kecil dari Theodolit atau kesalahannya sangat mungkin kecil sekali.
Berdasarkan hasil pengukuran tinggi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
- Pengukuran dengan alat waterpass mempunyai kesalahan penutup tinggi yang lebih kecil dibandingkan dengan kesalahan penutup tinggi yang dilakukan dengan alat Theodolit.
- Standard deviasi untuk pengukuran tinggi dengan Waterpass berkisar 1 mm, sedangkan standard deviasi pengukuran dengan Theodolit berkisar 2 cm.
- Secara garis besar ketelitian untuk pengukuran tinggi dengan alat Theodolit ini cukup teliti sehingga untuk keperluan pekerjaan rekayasa yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi,alat Theodolit dapat digunakan mengingat ketelitian yang tidak terlalu jauh dengan alat Waterpass. Hal ini juga dapa mengakibatkan efisiensi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Pengukuran tinggi lebih baik dilakukan di daerah yang beda tinggi rendahnya relative besar dan areanya relative luas.
Daftar Pustaka :
Paul R. Wolf, 1980, Adjustment Computations, 2nd Edition, Edisi Indonesia-Edisi Mahasiswa, Penerbit Geodesi Fakultas Teksik Sipil dan Perencanaan ITB, Bandung
JC McCormac, 2004, Solution Manual to Accompany Surveying, 6th Edition, Aurora,IL, U.S.A
Anges Sri Mulyani, 2019, Analisis Hasil Pengukuran Tinggi Tachimetri Dengan Sipat Datar Teliti, Jakarta, Program Studi Teknik Sipl Fakultas Teknik Uiversitas Kristen Indonesia
NOTE:
Solutions Manual to Accompany Surveying Sixth Edition by Jack McCormac Clemson University Wayne Sarasua Clemson University William J. Davis The Citadel This Solutions Manual was created by Joseph Robertson
DAFTAR SEKARANG!!
Training Center di Yogyakarta
Contact us
1. Dwi Purwanto
085602006858 (m3)
081328361414 (simpati)
Email: fetc.trainingcenter@gmail.com
admin@frastatraining.com
2. Kurnia
08179414410 (xl)
Email: kurniafrasta@gmail.com
FETC,Ruko house of Tajem no A 1 JL Raya Tajem km 2 Panjen Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta,
Telp 0274 4462970
OUR SOCIAL MEDIA
mau lanjut WA langsung??
Materi Selengkapnya Click Di Sini
Informasi Pelatihan Selengkapnya Click Di Sini
#pelatihandroneuntukpemetaan
#pelatihandronemapping
#pelatihandrone
#PelatihanPemetaanDrone
#PelatihanDroneJakarta
#PelatihanDroneJogja
#PelatihanDrone2022
#ModulPelatihanDrone
#DronePemetaanWilayah
#PelatihanPemetaan
#pelatihanuav
#pelatihan
#trainingdrone
#pelatihandrone
#trainingyogyakarta
#campussurveying
#trainingpemetaanuav
#pelatihanpemetaanindonesia
#SurveyorIndonesia
#surveying #mining #surveyor #fetc
#training #pelatihan #belajargps
#belajaruav #belajarsurvey
#pertambangan #surveyortambang
#juruukur #trainingpemetaanindonesia
#pelatihansurveydanpemetaan
#pelatihanpemetaan
#kursussurveydanpemetaan
#materisurveypemetaan
#pelatihanjuruukursurveypemetaan
#surveypemetaan